Skip to main content

Prakata

Blog ini merupakan tempat bagi saya untuk menyuarakan kata hati melalui opini kecil yang didasarkan atas logika. Ada banyak cara untuk ikut membangun bangsa dan negara, dan salah satunya adalah melalui kata-kata. 

Membangun Indonesia melalui kata-kata merupakan bagian kecil dari cara kita untuk ikut berpartisipasi memajukan bangsa, tetapi di sisi lain bagian ini juga dapat memberikan efek yang besar bagi kemajuan bangsa.

Comments

Popular posts from this blog

Ternyata Tak Semua Pejabat Takut dengan Media

Siapa yang tidak kenal Bolot. Salah satu pelawak terkenal Indonesia yang memerankan adegan lawak sebagai orang yang kurang awas pendengarannya. Ketika ia bertanya kepada pelawak lain, lalu di jawab oleh teman lawaknya, maka yang sering kita saksikan adalah pertanyaan tersebut kembali di ulang oleh Bolot. Akhirnya dalam adegan selanjutnya, lawan main si Bolot menjadi marah. Di sinilah letak nilai kelucuan dan keluguan Bolot yang melahirkan tawa dari para penonton. Inilah yang terjadi dalam dunia nyata ketika Wakil Gubernur DKI Jakarta kesal atas pertanyaan berulang-ulang dari seorang presenter salah satu televisi swasta di Indonesia. Ahok menganggap pertanyaan tersebut hanya menyita waktu aktivitas kerjanya sebagai abdi masyarakat. Tayangan acara interview yang telah diunggah ke situs youtube ini telah banyak di tonton dan di komentari oleh masyarakat pengguna internet. Kekesalan Ahok hampir mirip dengan adegan lawan main si Bolot dalam lawakannya. Salah satu media televisi ini

Benarkah Jokowi Effect Gagal?

Banyak lembaga menganalisa bahwa elektabilitas Jokowi yang dicalonkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ternyata tidak membawa efek yang signifikan terhadap perolehan Persentase Suara PDI-P secara nasional. PDI-P yang semula mengharapkan perolehan persentase suaranya diatas 20 persen (sekitar 27 persen) setelah menetapkan Jokowi sebagai Capresnya, ternyata menurut beberapa pengamat politik dan lembaga survey tidak memiliki efek yang signifikan walaupun PDI-P secara hitung cepat telah menang dengan perolehan suara pada kisaran 18 - 19 persen. Benarkah " Jokowi Effect " dinyatakan gagal ? Hari ini saya memiliki pandangan lain tentang Jokowi Effect tersebut. Dari sisi pandangan saya, Jokowi effect sebenarnya berhasil. Mengapa? Elektabilitas partai politik pada pemilu 2014 ini sebenarnya telah turun drastis setelah banyaknya anggota partai politik yang terkena kasus korupsi, tak terkecuali di tubuh PDI-Perjuangan. Tingkat kepercayaan masyarakat tu

Pro dan Kontra Rencana Pemilihan Kepala Daerah oleh DPRD

Mencuatnya usulan bahwa Pemilihan Kepala Daerah hanya akan di pilih oleh para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah saat ini ternyata bukan hanya sebatas isu belaka melainkan sedang dibahas oleh Panja RUU Pilkada dengan Kementrian Dalam Negeri. Usulan yang di dominasi oleh partai koalisi (Gerindra, Golkar, Demokrat, PPP dan PAN) telah menuai banyak pro dan kontra baik di kalangan elit politik, pakar hukum, dan bahkan masyarakat. " Pemilihan Kepala Daerah secara demokrasi oleh seluruh warga negara di daerah sangat rentan dengan timbulnya konflik. Disamping itu Anggaran Dana untuk proses Pilkada langsung akan sangat besar dan tak dapat di pungkiri pula bahwa seorang calon kepala daerah akan mengeluarkan dana yang saya kira lima kali lebih besar ketimbang jika dilakukan dengan cara pemilihan oleh DPRD.".. Kalimat bercetak miring diatas merupakan alasan timbulnya pemikiran para elit partai politik yang berkoalisi (Gerindra, Golkar, Demokrat, PPP dan PAN). Sebagai bagian