Skip to main content

Jelang Pilpres 2014, Bagaimana Analisis Politik dari Blogger?

Pasca pemilu legislatif 2014, banyak tokoh-tokoh politik, pengamat politik, lembaga survey mulai menganalisa langkah-langkah politik menjelang pemilu presiden 2014 bulan Juli mendatang. Hal ini dapat kita lihat di berbagai media elektronik dan online, berita mengenai analisa politik marak diberitakan. Para pengamat politik terkenal pun di hadirkan untuk mengulas tentang analisa politik menjelang Pilpres 2014. 

Sebagai blogger yang merupakan masyarakat akar rumput, saya juga ingin memberikan sedikit analisis politik tentang peta kekuatan untuk menghadirkan calon presiden dan wakil presidennya yang benar-benar menjual di mata masyarakat Indonesia.

Apa kata Penho? berikut analisa politik Pilpres 2014.

KOALISI PARTAI POLITIK
Koalisi partai politik hanya berlaku untuk mendapatkan persentase batasan boleh menghadirkan capres dan cawapres. Sementara untuk peta kekuatan dalam pemenangan capres dan cawapres terletak pada figur calon itu sendiri.

FIGUR CALON
Hari ini jujur saya katakan bahwa bursa calon presiden yang paling kuat dan sangat menjual untuk Pilpres 2014 hanya terletak pada sosok JOKO WIDODO (Jokowi) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan PRABOWO S, dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Karena itu saya akan mengulas siapa yang tepat mendampingi dua sosok calon ini sebagai cawapresnya.

JOKOWI versus PRABOWO

Dua sosok ini merupakan pusat perhatian rakyat Indonesia karena keduanya memiliki karakteristik berbeda namun sangat menjual pada era keadaan Indonesia saat ini. Mengapa saya berani berkata bahwa kedua orang ini yang terkuat diantara calon presiden dari partai lainnya?

Ketika Partai Demokrat mulai jatuh di mata masyarakat, PDI-P ingin kembali memenangkan hati masyarakat Indonesia. Namun langkah PDI-P terjegal karena di satu sisi Partai ini juga dalam posisi down dimata masyarakat seperti halnya Partai Demokrat, walaupun tidak sampai se anjlok Partai Demokrat. 
Dalam posisi downnya PDI-P, dan jatuhnya kepercayaan masyarakat di mata SBY sebagai pemimpin Partai Demokrat, maka kekhawatiran utama PDI-P berubah pada sosok Prabowo sebagai Ketua Umum sekaligus calon presiden dari Partai Gerindra. PDI-P tidak ingin mengulang kesalahannya seperti periode terdahulu saat di salip Partai Demokrat yang mengusung figur SBY.
Untuk itulah di datangkan sosok JOKOWI yang dipercaya dan terbukti mampu meredam Prabowo dan Partai Gerindranya.

Sementara itu Partai Golkar sebagai pemenang kedua suara secara nasional masih belum bisa menampilkan re-generasi kadernya, sehingga untuk Pilpres kali ini saya kurang yakin bisa menandingi dua figur diatas.

BONEKA
Terlepas dari lahirnya statement untuk menjatuhkan PDI-P dengan mengatakan bahwa Jokowi sebagai Boneka Megawati / PDI-P, menurut pendapat saya itulah dinamika politik. Ada banyak gaya, daya dan upaya untuk mencapai tujuan politik, tetapi semuanya kembali kepada masyarakat sebagai penilai.

PILPRES 2014
Menjelang Pilpres 2014 ini, dua sosok ini menurut saya akan sangat bergantung pada cawapres masing-masing. Persentase JOKOWI saat ini masih berada diatas PRABOWO, tetapi jika Prabowo mampu menutupi kekurangan yang dimilikinya dengan menempatkan cawapres yang tepat, maka ia mampu memenangkan Pilpres ini. Begitu pula sebaliknya dengan Jokowi. Jika posisi cawapres nya kurang tepat, maka PDI-P akan kalah telak di Pilpres walaupun berhasil menguasai parlemen.

CAWAPRES YANG TEPAT
Saya tidak ingin menyampaikan pandangan saya tentang cawapres yang tepat bagi kedua calon terkuat saat ini. Namun yang perlu partai politik pertimbangkan adalah sebagai berikut :

  1. Negara Indonesia saat ini memerlukan pemimpin yang mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui peningkatan perekonomian negara.
  2. Peningkatan rasa kepercayaan masyarakat terhadap keamanan internal bagi warga negaranya serta keamanan eksternal negaranya. Namun jangan salah persepsi dengan menilai bahwa untuk keamanan haruslah menghadirkan seorang cawapres dari unsur TNI atau menghadirkan cawapres yang handal ahli bidang perekonomian agar peningkatan stabilitas ekonomi baik. Tetapi yang pasti, figur cawapres harus enerjik, cepat tanggap dan berjiwa nasionalis.
Siapakah pasangan yang tepat? 




Comments

Popular posts from this blog

Pro dan Kontra Rencana Pemilihan Kepala Daerah oleh DPRD

Mencuatnya usulan bahwa Pemilihan Kepala Daerah hanya akan di pilih oleh para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah saat ini ternyata bukan hanya sebatas isu belaka melainkan sedang dibahas oleh Panja RUU Pilkada dengan Kementrian Dalam Negeri. Usulan yang di dominasi oleh partai koalisi (Gerindra, Golkar, Demokrat, PPP dan PAN) telah menuai banyak pro dan kontra baik di kalangan elit politik, pakar hukum, dan bahkan masyarakat. " Pemilihan Kepala Daerah secara demokrasi oleh seluruh warga negara di daerah sangat rentan dengan timbulnya konflik. Disamping itu Anggaran Dana untuk proses Pilkada langsung akan sangat besar dan tak dapat di pungkiri pula bahwa seorang calon kepala daerah akan mengeluarkan dana yang saya kira lima kali lebih besar ketimbang jika dilakukan dengan cara pemilihan oleh DPRD.".. Kalimat bercetak miring diatas merupakan alasan timbulnya pemikiran para elit partai politik yang berkoalisi (Gerindra, Golkar, Demokrat, PPP dan PAN). Sebagai bagian

Ternyata Tak Semua Pejabat Takut dengan Media

Siapa yang tidak kenal Bolot. Salah satu pelawak terkenal Indonesia yang memerankan adegan lawak sebagai orang yang kurang awas pendengarannya. Ketika ia bertanya kepada pelawak lain, lalu di jawab oleh teman lawaknya, maka yang sering kita saksikan adalah pertanyaan tersebut kembali di ulang oleh Bolot. Akhirnya dalam adegan selanjutnya, lawan main si Bolot menjadi marah. Di sinilah letak nilai kelucuan dan keluguan Bolot yang melahirkan tawa dari para penonton. Inilah yang terjadi dalam dunia nyata ketika Wakil Gubernur DKI Jakarta kesal atas pertanyaan berulang-ulang dari seorang presenter salah satu televisi swasta di Indonesia. Ahok menganggap pertanyaan tersebut hanya menyita waktu aktivitas kerjanya sebagai abdi masyarakat. Tayangan acara interview yang telah diunggah ke situs youtube ini telah banyak di tonton dan di komentari oleh masyarakat pengguna internet. Kekesalan Ahok hampir mirip dengan adegan lawan main si Bolot dalam lawakannya. Salah satu media televisi ini

Akanlah HUT RI ke 69 Akan Tercoreng

Saya akan mulai dengan kalimat "Akan kah peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 2014 ini akan tercoreng dengan adanya agenda sidang Sengketa Pemilu Presiden?". Telah kita ketahui bersama bahwa hampir seluruh mata warga negara Indonesia dan bahkan dunia sedang tertuju pada satu agenda yang katanya merupakan bagian dari demokrasi di Indonesia yaitu "proses persengketaan pemilu presiden di Mahkamah Konstitusi. Agenda sidang yang hasil akhirnya akan diputuskan oleh sembilan orang hakim konstitusi pada tanggal 22 Agustus mendatang sampai saat ini masih terus berlangsung. Dakwaan tahapan pemilu menurut pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut satu yang dilakukan secara terstruktur, sistematis dan masiv oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang kemudian di rasa merugikan paslon presiden dan wakil presiden nomor urut satu ini benar-benar menghambat proses demokrasi yang seharusnya berjalan dengan baik. Sementara itu tidak lama lagi rakyat