Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2014

Ketika kita kalah, maka kita kalah dalam proses berpolitik

Hari senin tanggal 28 Juli 2014 berkas dokumen gugatan Pilpres yang diajukan oleh tim hukum pasangan Capres-Cawapres nomor urut satu Prabowo Subianto - Hatta Rajasa dinyatakan lengkap oleh Mahkamah Konstitusi.  Dengan lengkapnya dokumen gugatan Pilpres 2014 tersebut, Tim Prabowo-Hatta berharap akan menang di Mahkamah Konstitusi atau MK. Demikian berita yang dirilis oleh Kompas.com pada tanggal 28 Juli 2014 Saya berpendapat bahwa harapan atas peluang gugatan yang disampaikan tersebut sangat tipis atau bahkan tidak ada sama sekali, mengapa? Walaupun keberatan dalam bentuk melakukan gugatan merupakan hak konstitusional peserta pemilu, akan tetapi dalam pemilu presiden dengan puluhan / ratusan juta pemilih, kemungkinan untuk membatalkan hasil Pilpres tersebut akan berdampak pada pergolakan dan perpecahan di dalam masyarakat apalagi dengan selisih angka yang cukup signifikan. Efek inilah yang harus diwaspadai dan di jaga. Efek yang saya maksudkan akan terjadi secara luar bia

Setelah 22 Juli 2014 "Ambilah Yang Baik dan Tinggalkan Yang Buruk".

46,85 % berbanding 53,15 %, itulah hasil hitung resmi Komisi Pemilihan Umum tentang prosentase suara rakyat yang memilih pasangan Prabowo-Hatta versus Jokowi-JK. Keunggulan 6,30 % suara untuk Pasangan Calon Presiden nomor urut 2 (dua) Jokowi-JK, menjadi pasangan ini sebagai Capres dan Cawapres Indonesia terpilih periode 2014-2019.  Aksi Walk Out oleh Tim Pemenangan pasangan nomor urut 1 (satu) Prabowo-Hatta saat hampir rampungnya perhitungan suara di gedung Komisi Pemilihan Umum Pusat Jakarta tanggal 22 Juli 2014 memberikan pandangan kurang sedap dalam proses pemilu presiden dan wakil presiden tahun 2014 ini. Adanya indikasi kecurangan pada proses demokrasi yang di yakini oleh pasangan nomor urut satu, tidak serta merta mengguggurkan hasil pemilu presiden tahun 2014 ini. Saya meyakini, dalam setiap pertandingan pasti ada rasa ketidakpuasan baik secara personal maupun secara team. Hal ini sama seperti final pertandingan sepak bola, dimana ketidakpuasan itu akan hadir mendera