Skip to main content

Januari 2014 Jakarta Banjir - Benarkah upaya Pemprov DKI sudah Maksimal ?

Menonton berita di televisi belakangan ini kembali hangat dengan berita seputar banjir yang melanda Ibukota Jakarta, walaupun pada saat yang bersamaan di beberapa daerah lain di Indonesia juga mengalami terjangan luapan air.

Sebagian kalangan pun mengkaitkan banjir ini dengan kinerja pemerintahan DKI Jakarta yang dipimpin oleh Jokowi-Ahok. Problem tahunan yang melanda Jakarta ini semakin menipiskan harapan warga ibukota bahwa siapapun gubernurnya, permasalahan banjir tetap tidak akan teratasi.

Dari sisi pandangan saya sebagai warga negara Indonesia, langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta ini sebenarnya sudah sangat maksimal. Normalisasi sungai dan perbaikan drainase di Jakarta adalah yang tercepat dibanding daerah-daerah lain di Indonesia. Akan tetapi yang menjadi permasalahan saat ini adalah tingkat curah hujan di hampir seluruh wilayah Indonesia sangat tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. 

Contoh terbaru daerah yang mengalami banjir bandang seperti ini adalah Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Daerah ini merupakan daerah yang dahulunya belum sekalipun tersentuh oleh banjir. Akan tetapi pada tanggal 9 Januari yang lalu, kota banjarbaru diguyur hujan sangat deras selama 24 jam yang mengakibatkan meluapnya sungai dan tidak mampunya drainase kota menahan curah hujan tersebut. Akibatnya dalam beberapa jam, kota banjarbaru di Kalimantan Selatan terendam banjir yang cukup parah dalam beberapa jam.

Berikut gambar kota banjarbaru beberapa waktu yang lalu saat pertamakalinya dalam sejarah terendam oleh luapan air hujan :


Keadaan inilah yang membuat saya menilai bahwa betapa tingginya curah hujan yang mengguyur Bogor dan Jakarta melebihi tingkat curah hujan normal yang mengakibatkan sungai dan drainase tidak mampu menahan luapan air.

Apa pendapat anda?

Comments

Popular posts from this blog

Hubungan tidak harmonis, Indonesia - Australia sama-sama rugi

Berita seputar penyadapan yang dilakukan oleh pemerintah Australia terhadap Presiden SBY selaku kepala Negara dan para petinggi negara Indonesia tidak dapat di tolerir. Melalui menteri luar negeri, pemerintah Indonesia meminta kepada pihak pemerintah Australia agar segera meminta maaf atas tindakan ini. Sementara itu melalui perdana menterinya, negara Kangguru ini menyatakan bahwa mereka tidak akan meminta maaf atas penyadapan yang telah mereka lakukan karena tindakan penyadapan tersebut adalah untuk menjaga keamanan dan kedaulatan negara Australia. Hubungan baik yang telah terjalin lama antara dua negara ini terancam gagal akibat tindakan yang menurut pemerintah Indonesia sangat tidak terpuji dan merusak hubungan tukar menukar informasi intelijen serta hubungan lainnya antar kedua negara. Penyadapan yang dilakukan pemerintah Australia tersebut merupakan respon ketidakpuasan atas tukar menukar informasi intelijen kedua negara. Hal ini menjadi sangat jelas bahwa pemerintah Austral...

Jelang Pilpres 2014, Bagaimana Analisis Politik dari Blogger?

Pasca pemilu legislatif 2014, banyak tokoh-tokoh politik, pengamat politik, lembaga survey mulai menganalisa langkah-langkah politik menjelang pemilu presiden 2014 bulan Juli mendatang. Hal ini dapat kita lihat di berbagai media elektronik dan online, berita mengenai analisa politik marak diberitakan. Para pengamat politik terkenal pun di hadirkan untuk mengulas tentang analisa politik menjelang Pilpres 2014.  Sebagai blogger yang merupakan masyarakat akar rumput, saya juga ingin memberikan sedikit analisis politik tentang peta kekuatan untuk menghadirkan calon presiden dan wakil presidennya yang benar-benar menjual di mata masyarakat Indonesia. Apa kata Penho? berikut analisa politik Pilpres 2014. KOALISI PARTAI POLITIK Koalisi partai politik hanya berlaku untuk mendapatkan persentase batasan boleh menghadirkan capres dan cawapres. Sementara untuk peta kekuatan dalam pemenangan capres dan cawapres terletak pada figur calon itu sendiri. FIGUR CALON Hari ini juj...

Merebut hati rakyat bukan dengan saling sindir

Tidak lama lagi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden di Indonesia akan segera di gelar. Baik kubu Jokowi-JK maupun Prabowo-Hatta terus melakukan pendekatan demi pendekatan kepada masyarakat, di sisi lain aksi sindir-menyindir terus dilakukan oleh para pembicara (tim sukses) para pasangan calon terhadap lawan politiknya. Menurut pendapat saya ada satu hal yang kurang di cermati oleh para tim pemenangan pasangan calon Capres dan Cawapres adalah dalam kurun lima sepuluh tahun terakhir ini keterisolasian masyarakat di seluruh tanah air mulai berkurang. Ini artinya tingkat pendidikan politik masyarakat telah berkembang karena semua media elektronik dan cetak telah dapat di nikmati oleh lapisan masyarakat di pedalaman tanah air kita. Penilaian masyarakat bukan lagi bergantung pada prosentase kelebihan dan kekurangan, melainkan pada metode pendekatan secara langsung kepada masyarakat dalam penjabaran visi misi kedepan bagi kepentingan masyarakat sebagai pemilih. Ingat, pemimpin yang baik ...